10 Prasasti Peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan Sejarah Singkatnya
JAKARTA, iNews.id – Prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya jumlahnya cukup banyak. Prasasti tersebut tersebar di wilayah Indonesia, umumnya berada di Pulau Sumatera.
Dikutip dari Buku Kerajaan Sriwijaya dari Kemendikbud, Sriwijaya pernah mempersatukan Nusantara, setidaknya wilayah bagian barat Nusantara di awal sejarah, sebelum kerajaan-kerajaan besar lainnya berkembang.
Konon, prasasti-prasasti tersebut merupakan kutukan dari raja. Sriwijaya merupakan kerajaan yang bercorak kebudayaan India tertua ke-3 setelah dua kerajaan pendahulunya pernah berkembang sekitar abad ke-4 M, yaitu Kerajaan Tarumanegara di Jawa bagian barat dan Kutai Kuno di Kalimantan Timur.
Prasasti-prasasti yang dikeluarkan oleh kerajaan Sriwijaya menggunakan bahasa Melayu Kuno, hal itu jelas menunjukkan adanya keeratan hubungan antara penguasa dan rakyat, sedangkan prasasti-prasasti Tarumanegara dan Kutai Kuno masih menggunakan bahasa Sansekerta, bahasa tingkat tinggi yang hanya dimiliki oleh kaum agamawan India Kuno.
Daftar Prasasti Peninggalan Kerajaan Sriwijaya
Dikutip dari sejumlah sumber, di balik kisah keruntuhan serta kejayaan yang terjadi pada Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Sriwijaya memiliki beberapa peninggalan dan ada beberapa peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya yang belum diketahui oleh banyak orang. Berikut ini beberapa peninggalannya.
1. Prasasti Kedukan Bukit
Prasasti kedukan Bukit merupakan prasasti pertama dari Kerajaan Sriwijaya. Prasasti ini ditemukan di sekitar sungai Batang, Kedukan Bukit, Kota Palembang.
Prasasti Kedukan Bukit dapat dijuluki sebagai prasasti Proklamasi Kerajaan Sriwijaya dan menjadi tonggak pertama berdirinya Kerajaan Sriwijaya. Saat itu, Sriwijaya resmi ditegakkan oleh Dapunta Hyang pada 16 Juni 682 M.
2. Prasasti Kota Kapur
Dikutip dari Kemendikbud, prasasti Kota Kapur ini ditemukan di situs Kota Kapur, Kecamatan Mendo Barat, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Prasasti tersebut berbentuk tugu yang ditemukan pada tahun 1892 ini kadatuan (kerajaan) Sriwijaya.
Prasasti Kota Kapur ini berisi mengenai kutukan bagi orang-orang yang hendak memberontak atau tidak patuh kepada Sriwijaya. Pada prasasti tersebut juga ditemukan arca Wisnu yang diduga berasal dari sekitar abad ke-6-7 Masehi. Gaya seninya dipengaruhi oleh gaya seni area pre-Angkor (Kamboja) yang berkembang pada abad ke-6 Masehi.
3. Prasasti Telaga Batu
Prasasti selanjutnya, yaitu prasasti Telaga Batu yang ditemukan di Kolam Telaga Biru, Kecamatan Ilir Timur, Kota Palembang. Prasasti ini berisikan cerita tentang kutukan terhadap orang-orang jahat yang ada di sekitar wilayah kerajaan Sriwijaya.
4. Prasasti Karang Berahi
Prasasti Karang Berahi ini ditulis menggunakan bahasa Melayu Kuno dan aksara Pallawa. Prasasti Karang Berahi ini isinya mirip dengan Prasasti Kota Kapur dan Prasasti Telaga Batu. Prasasti ini berisi tentang kutukan terhadap siapa saja yang melakukan kejahatan pada Kerajaan Sriwijaya dan tidak taat kepada perintah raja.
5. Prasasti Palas Pasemah
Peninggalan lainnya dari Kerajaan Sriwijaya, yaitu prasasti yang ditemukan di sekitar pinggiran rawa Desa Palas Pasemah di Lampung Selatan. Pada prasasti tersebut, yang ditulis dengan menggunakan huruf Pallawa serta menggunakan bahasa Melayu Kuno berisikan tentang kutukan pada orang-orang jahat yang tidak setia kepada Raja Sriwijaya.
6. Prasasti Talang Tuo
Prasasti Talang Tuo ini menyebutkan, pada 23 maret 648 M didirikanlah sebuah taman yang dinamakan Sriksetra di bawah kepemimpinan Sri Baginda Sri Jayanasa. Selanjutnya disebutkan harapan-harapan terhadap tempat tersebut.
7. Prasasti Hujung Langit
Prasasti peninggalan Sriwijaya berikutnya merupakan prasasti Hujung Langit. Tidak banyak yang diketahui dari prasasti ini, namun pada sisi prasasti ini ditemukan sebuah ukiran angka tahun 997 M. Prasasti ini ditemukan di Desa Haur Kuning, Lampung.
Editor : Kurnia Illahi
Follow Berita iNewsSumsel di Google News
Bagikan Artikel: